Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah mengonfirmasi bahwa BBM jenis Pertalite akan tetap tersedia pada tahun 2024. Ini menjawab kekhawatiran masyarakat terkait rencana PT Pertamina (Persero) untuk menghapus subsidi BBM jenis Pertalite pada tahun yang sama.
Meskipun demikian, Menteri Arifin belum mengungkapkan alasan mengapa BBM jenis Pertalite akan dipertahankan pada tahun depan. Saat ini, harga Pertalite dijual seharga Rp10.000 per liter dan menjadi BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Arifin telah membantah rencana subsidi Pertamax untuk menggantikan Pertalite. “Tidak ada wacana itu (subsidi Pertamax), siapa yang mengatakan demikian?,” ucap Arifin pada Selasa (29/8).
Menteri Arifin menjelaskan bahwa saat ini, Pertamax adalah BBM umum yang dijual dengan harga pasar dan tidak menerima subsidi.
“Ikuti bahwa tidak ada pembahasan mengenai subsidi Pertamax. Memangnya Pertamax saat ini menerima subsidi? Tidak kan,” tambahnya.
Usulan penghapusan Pertalite pertama kali diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Perusahaan berencana menggantikan BBM subsidi tersebut dengan Pertamax Green 92, yang merupakan campuran antara Pertalite dengan etanol 7 persen (E7) pada tahun 2024.
Nicke menjelaskan bahwa penghapusan Pertalite dengan nilai oktan 90 ini sesuai dengan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menetapkan RON 91 sebagai produk BBM terendah yang bisa dijual di Indonesia.
“Penggantian ini sesuai dengan program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi akan naik dari RON 90 menjadi RON 92. Hal ini disesuaikan dengan aturan KLHK bahwa angka oktan minimum yang boleh dijual di Indonesia adalah 91,” terang Nicke dalam pertemuannya dengan Komisi VII DPR RI pada Rabu (30/8).
Pertamax Green 92 nantinya akan masuk dalam barang subsidi jenis BBM khusus penugasan (JBKP) untuk menggantikan Pertalite. Oleh karena itu, harganya akan diatur oleh pemerintah dan tidak akan terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Nicke menegaskan, “Harga Pertamax Green 92 tentu akan diatur dan disubsidi. Tidak mungkin harga BBM jenis JBKP seperti ini dibiarkan mengikuti pasar, karena ada mekanisme subsidi atau kompensasi yang terlibat.”
Selain itu, Pertamina juga berencana untuk memasarkan produk Pertamax Green 95, yang merupakan campuran Pertamax (RON 92) dengan etanol 8 persen.
Dengan demikian, pada tahun depan Pertamina akan menjual tiga produk BBM, yaitu Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo (RON 98).Bne